Pages

Subscribe:

Jumat, 11 Mei 2012

Air Mata Rasulullah SAW.....


Ada sebuah kisah ttg cinta yg sebenar-benar cinta yg dicontohkan Alloh melalui kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap, Rasul SAW dg suara terbatas memberikan khutbah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Alloh dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kpd-Nya. Kuwariskan dua perkara pd kalian, Al-Qur'anul Karim dan sunnahku. Brgsiapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak org-org yg mencintaiku akan msk surga bersama-sama aku". Khutbah singkat itu diakhiri dg pandangan mata Rasul SAW yg tenang dan penuh ksh menatap sahabatnya satu per satu.

Abu Bakar r.a. menatap mata itu dg berkaca-kaca, Umar r.a.dadanya bergemuruh, naik turun menahan tangisnya, Usman r.a. menghela nafas panjang, dan Ali r.a. menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua" keluh hati semua sahabat di dunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dg cergas menangkap Rasul SAW yg berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yg hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasul SAW masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasul SAW sdg terbaring lemah dg keningnya yg berkeringat dan membasahi pelepah kurma yg mjd alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yg berseru mengucapkan salam,"Bolehkah saya msk?" tanyanya. Tapi, Fatimah Azzahra, putri Rasul SAW, tdk mengizinkannya msk,"Maafkanlah, ayahku sdg demam" kata Fatimah yg membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian, ia kembali menemani ayahnya yg ternyata sdh membuka mata dan bertanya pd Fatimah,"Siapakah itu, wahai anakku?". "Tak tahulah ayahku, org yg sepertinya baru sekali ini aku melihatnya" tutur Fatimah lembut. 

Lalu, Rasul SAW menatap putrinya itu dg pandangan yg menggetarkan, seolah-olah bahagian-bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yg menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yg memisahkan pertemuan di dunia. Dialah Malakul Maut" kata Rasul SAW.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut dtg menghampiri, tapi Rasul SAW menanyakan kenapa Jibril tdk ikut menyertainya. Kemudian, dipanggillah Jibril yg sebelumnya sdh bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Alloh dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Alloh?" tanya Rasul SAW dg suara yg amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu" kata Jibril. Tapi itu ternyata tdk membuat Rasul SAW lega, matanya msh pnh kecemasan. "Engkau tdk sng mendengar kbr ini?" tny Jibril lagi.
"Kbrkan kpdku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jgn khawatir, wahai Rasul Alloh, aku pernah mendgr Alloh berfirman kpdku 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya'," kt Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasul SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasul SAW bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini" perlahan Rasul SAW merintih menahan sakit. Fatimah terpejam, Ali yg di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tny Rasul pd malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yg sanggup 
melihat kekasih Alloh direnggut ajal?" kt Jibril.

Sebentar kemudian terdgr Rasul SAW memekik karena skt yg tdk tertahankan lg. "Ya Alloh, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kpdku, jgn pd umatku". Bdn Rasul SAW mulai dingin, kaki, dan dadanya sdh tdk bergerak lg. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, segera Aisyah r.a. yg memangku kepala Rasul mendktkan telinganya.

"Uushiikum bis sholati, wa maa malakat aimanuku".

"Peliharalah sholat dan org-org yg lemah di antaramu".

Di luar pintu, tangis mulai terdgr bersahutan, sahabat slg berpelukan. Fatimah menutupkan tgn di wajahnya, dan Aisyah kmbali mendktkan telinganya ke bibir Rasul SAW yg mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatii".

"Umatku, umatku, umatku".

Dan, berakhirlah hdp manusia mulia yg memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allohumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi.. Betapa cintanya Rasul SAW kpd kita..

Sebarkan riwayat ini ke sebanyak org jika antum mencintai Rasulullah SAW..

taken from: rohis.org

1 komentar:

Jangan lupa comment nya.... Saran atau kritik jangan lupa... Comment gajelas juga gapapa, hehe...
Thanks Before!